PENGERTIAN DEFINISI
Definisi adalah suatu pernyataan yang memberikan arti pada
sebuah kata atau frase (Solomon, hal.234)
Definisi adalah sebuah penjelasan tentang arti sebuah kata
(Rescher, hal.30). Penjelasan harus membuat jelas definisi yang dimaksudkan dan
definisi berhubungan dengan kata bukan benda.
Definisi adalah perumusan yang singkat, padat, jelas dan
tepat yang menerangkan ‘apa sebenarrnya suatu hal itu’ sehingga dapat dengan
jelas dimengerti dan dibedakan dari semua hal lain.(Poespoprodjo, hal. 67)
Dari penjelasan diatas jelaslah bahwa Definisi mempunyai
tugas untuk menetukan batas suatu pengertian dengan tepat, jelas dan singkat.
Maksudnya menentukan batas-batas pengetian tertentu sehingga jelas apa yang
dimaksud, tidak kabur dan tidak dicampuradukkan dengan pengertian-pengertian
lain, maka definisi yang baik harus memenuhi syarat :
a. Merumuskan dengan jelas, lengkap dan singkat semua unsur
pokok (isi) pengertian tertentu.
b. Yaitu unsur-unsur yang perlu dan cukup untuk mengetahui
apa sebenarnya barang itu (tidak lebih dan tidak kurang).
c. Sehingga dengan jelas dapat dibedakan dari semua barang
yang lain.
Setiap definisi harus mempunyai 2 bagian, yaitu :
1. Sesuatu yang akan didefinisikan, yang dikenal dengan
istilahdefiniendum
2. Penjelasan yang menjelaskan sesuatu tersebut, yang
dikenal dengan istilah definiens
Contoh : ayah = orang tua laki-laki
Dalam setiap definiens terbagi lagi menjadi dua, yaitu :
a. genera (genus), dalam bahasa Indonesia dikenal dengan
istilah jenis
b. differentia (difference), dalam bahasa Indonesia dikenal
dengan istilah sifat pembeda
Jadi dalam mendefinisikan suatu kata adalah menganalisis
jenis dan sifat pembeda yang dikandungnya. Genera kita sebut untuk mendekatkan
pikiran kita, karena dengan genera suatu barang atau benda akan mudah dikenal,
termasuk kelompok apa, dan dengan menyebutkan differentia kita akan sampai pada
pengertian kata yang kita definisikan. Dengan menggunakan contoh diatas, maka
dapat kita lihat bahwa Ayah merupakan definiendum sedangkan orang tua laki-laki
adalah definiens, yang bisa kita bedakan menjadi orang tua sebagai genera dan
laki-laki sebagai differentia.
Tujuan Membuat Definisi
Nicholas Rescher membagi menjadi dua, yaitu :
1. Tujuan Umum, antara lain :
a. Memfasilitasi komunikasi dengan membantu proses
komunikasi yang berlangsung menjadi sederhana dan lebih tepat, atau dengan kata
lain mempersingkat ekspresi suat pernyataan yang panjang dan kompleks sifatnya.
Contoh : WHO, singkatan dari World Health Organization
b. Definisi dibuat untuk memperkenalkan kata baru dalam
bahasa
c. Definisi juga dapat memberikan suatu arti baru terhadap
kata yang sudah lama, contoh : kata Bibi, dahulu dudefinisikan sebagai adik
kandung ayah atau ibu perempuan, namun saat ini bisa mempunyai arti pembantu
rumah tangga.
d. Definisi adalah suatu cara yang terbaik dan paling
efektif untuk menjamin ketepatan dan kebenaran dari penggunaan kata tersebut.
2. Tujuan Khusus, terdiri dari :
a. Definisi yang tepat (Precising definition), yaitu
definisi yang biasa digunakan dalam bahasa mempunyai arti dan tujuan khusus
atau tertentu, contoh : Dewasa adalah orang yang berusia 21 tahun keatas, dan
definisi ini berimplikasi atau mempunyai tujuan khusus pada penetapan hukuman
dalam peradilan.
b. Definisi yang bersifat teoritis (Theoritical definition),
Definisi ini tidak saja merupakan penjelasan sederhana dari suatu kata tetaopi
juga merupakan suatu penjelasan yang bersifat teoritis yang didapat dari ilmu
pengetahuan/ penelitian dan juga kehidupan sehari-hari.
Irving M Copi, menjelaskan ada 5 tujuan membuat definisi,
yaitu :
1. Menambah perbendaharaan kata
Karena bahasa merupakan suatu instrumen yang rumit dan terus
berkembang maka dimungkinkan satu kata akan berkembang mempunyai arti baru atau
suatu kejadian akan menimbulkan suatu istilah baru yang memperkaya
perbendaharaan bahasa.
2. Menghilangkan kerancuan atau ambiguitas
Hal ini penting karena dengan menggunakan suatu kata yang
rancu nantinya akan mengakibatkan argumen yang dikeluarkan juga menjadi rancu.
3. Memperjelas arti suatu kata
Dengan membuat definis maka kita tidak akan ragu-ragu lagi
dalam menggunakan kata yang bersangkutan sehingga argumen yang dikeluarkan akan
tepat dan benar.
4. Menjelaskan secara teoritis
Definisi dibuat untuk menjelaskan teori yang didapat dari
hasil penelitian yang telah dilakukan.
Contoh : H2O adalah unsur kimia untuk air
5. Mempengaruhi tingkah laku
Sering definis dibuat untuk mempengaruhi pikiran, perbuatan
atau mengendalikan emosi seseorang.
Contoh : Kejujuran, adalah kelurusan hati, perbuatan baik.
Dengan membaca kata kejujuran orang dapat dipengaruhi untuk menjadi orang jujur
Jenis-jenis Definisi
Menurut Alex Lanur, Poespoprodjo dan Nicholas Rescher secara
garis besar jenis definisi dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Definisi Nominal (Nominal Definition or Stipulative
Definition)
Suatu jenis definisi yang baru sama sekali atau memberikan
suatu arti baru pada kata yang sudah lama ada. Dan definisi ini merupakan suatu
cara untuk menjelaskan sesuatu dengan menguraikan arti katanya. Contoh :
Madrasah adalah sekolah agama bagi orang muslim.
Dalam Definisi Nominal dapat dinyatakan dalam 3 cara, yaitu
:
a. Definisi dapat diuraikan dari asal-usulnya (etimologi),
contoh : Filsafat, yaitu dari Philos yang berarti pencinta dan sophia yang
berarti kebijaksanaan jadi arti Filsafat adalah Pencinta Kebijaksanaan
b. Namun tidak semua bisa dilakukan dengan cara etimologi,
maka supaya jelas definisi nominal ini harus dilengkapi keterangan tentang
bagaimana definisi ini telah digunakan dalam masyarakat.
c. Dapat dinyatakan dengan menggunakan sinonim
2. Definisi Riil (Real Definition or Lexical Definition)
Mendefinisikan kata yang sudah umum digunakan, biasanya yang
terdapat dalam kamus bahasa. Definisi Riil dapat dibedakan dalam 4 jenis
definisi, yaitu :
a. Definisi Hakiki, definisi yang sungguh-sungguh menyatakan
hakekat sesuatu, atau suatu pengertian yang abstrakyang hanya mengadung unsur
pokok yang sungguh-sungguh perlu untuk memahami suatu golongan yang tertentu
dan untuk membedakannya dari semua golongan yang lain, sehingga sifat golongan
itu tidak termasuk dalam hakekat sesuatu itu. Contoh : Burung Merpati dan
Burung Layang dapat dibedakan
b. Definisi Deskriptif, definisi ini menggunakan ciri khas
asesuatu yang akan didefinisikan. Ciri khas adalah ciri yang selalu dan tetap
terdapat pada setiap benda yang tertentu, contoh : cinta kasih itu sabar, cinta
kasih itu murah hati, tidak memegahkan diri, tidak angkuh, tidak lekas marah,
tidak mementingkan diri sendiri, suka akan kebenaran.
c. Definisi Final atau definisi yang menunjukkan maksud dan
tujuan sesuatu, contoh : arloji adalah suatu alat untuk menunjukkan waktu yang
disusun sedemikian rupa sehingga dapat dimasukkan dalam saku atau diikat di
lengan.
d. Definisi Kausalitas, yaitu definisi yang menunjukkan
sebab akibat, contoh : gerhana bulan terjadi karena bumi berada diantara bulan
dan matahari.
Namun Nicholas Rescher menambahkan dengan definisi yang ia
sebut sebagai “Loaded” Definition. Definisi ini tidak menjelaskan arti dari
suatu kata dengan sederhana atau mudah, tetapi dalam memberikan definisi
ditambahkan suatu pernyataan yang mengevaluasi pernyataan sebelumnya, contoh :
Anarki adalah suatu ideologi negara yang menganut sistem kerajaan dan dalam
sistem ini fungsi pemerintahan tidak dibutuhkan dan tidak diinginkan.
Irving M Copi, mengatakan bahwa ada 5 jenis definisi, yang
kesemuanya mengacu dari 5 tujuan dibuatnya definisi, yaitu :
Definisi Stipulatif, penjelasannya sama dengan definisi
nominal diatas.
Definisi Lexical, penjelasannya pun sama dengan definisi
riil.
Definisi Ketepatan (Precising Definition), definisi dibuat
dan dapat menimbulkan definisi baru sehingga harus benar-benar diperhatikan
agar tidak terjadi kerancuan.
Definisi Teoritis, definisi yang muncul u\dalam rangka
mengusulkan agar teori yang ditemukan diterima dengan mudah oleh masyarakat.
Definisi Persuasif, yaitu suatu definisi yang dibuat untuk
mempengaruhi pikiran, tingkah laku dan emosi orang yang membaca dan
mendengarnya.
Teknik Mendefinisikan
Ada 8 teknik yang dikemukakan oleh Nicholas Rescher, yaitu :
1. Enumerative Definition, yaitu suatu teknik pendefinisian
dengan cara memberikan daftar lengkap dari setia bagian kata yang
didefinisikan, contoh : Propinsi di Indonesia adalah DI Aceh, Sumatra Utara,
Sumatra Barat, (dan seterusnya sampai propinsi terakhir) Kelemahan dari teknik
ini adalah :
Kata yang tidak dapat kita temukan generanya
Kata yang tidak dapat kita temukan differentianya
Kata yang tidak dapat ditangkap maksudnya kecuali bila
dihubungkan dengan kata lain, seperti : dan, atau , yang dan sebagainya
Karena memiliki sifat kesendirian yang tidak terbatas
sehingga tidak ditemukan sifat pembedanya
2. Ostensive Definition, definisi dibuat dengan
mengungkapkan perwakilan dari bagian kata yang didefinisikan, contoh : Pahlawan
bangsa adalah orang yang gugur dalam membela dan mempertahankan kedaulatan
bangsa sepeti Gajah Mada, Diponegoro, Ahmad Yani
3. Dengan metode Genus dan Difference, Yaitu definisi dengan
memperhatikan genus dan difference, contoh : manusia adalah mahluk simbol
(mahluk adalah genus sedangkan simbol adalah difference)
4. Genetic Definition, definisi dibuat dengan memaparkan
organisasi atau unsur-unsur pembangun kata yang didefinisikan, contoh Ayam
bekisar adalah hasil perkawinan silang antara ayam hutan dengan ayam kampung.
5. Constructive Definition,definisi yang dibuat dengan
mengungkapkan instruksi atau perintah , seperti mendefinisikan pesawat terbang
kertas, penjelasannya dapat diberikan dengan mengacu bagaimana pesawat terbang
kertas itu dibuat.
6. Operational Definition,Definisi yang dibuat berdasarkan
serangkaian percobaan yang dapat menentukan cocok atau tidaknya kata itu dalam
kasus yang khusus sifatnya.
7. Synonymous Definition,defini yang dibuat dengan menacu
pada definiendum yang sama, contoh : laki-laki adalah pria
8. Abbreviative Definition, Definisi yang dibuat dengan
menjelaskan kepanjangan, simbol dari definiendum, contoh : INA adalah
Indonesia, yth adalah yang terhormat.
Aturan-aturan Definisi
Definisi yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
1. Definisi tidak boleh membentuk lingkaran, atau dengan
kata lain apa yang didefinisikan tidak boleh masuk ke dalam definisi. Contoh :
Logika adalah ilmu yang menerangkan hukum logika
2. Definis tidak boleh terlalu luas dan terlalu sempit, contoh
: Merpati adalah burung yang dapat terbang (terlalu luas) dan Kursi adalah
tempat duduk yang terbuat dari kayu (terlalu sempit)
3. Definisi harus mengacu pada atribut esensial yang
dimiliki atau terdapat dalam definiendum, contoh : sepatu tidak dapat didefinisikan
hanya dengan menyebutkan bentuk dan bahan pembuatnya tetapi juga harus
diungkapkan kegunaannya.
4. Definisi harus jelas, harus menghindari kerancuan dan
kesamar-samaran, contoh : kehidupan adalah sepotong keju atau aluminium adalah
satu tipe besi yang ringan.
5. Definisi harus literal, definisi yang diberikan biasanya
tidak sesuai dengan definiendumnya kurang lengkap informasinyasehingga
definiens tidak mencerminkan definiendum, contoh : Anjing adalah sahabat
manusia
6. Definisi tidak boleh dalam bentuk kaimat negatif, contoh
: Keindahan adalah suatu keadaan yang tidak jelek.
7. Definisi harus dievaluasi senetral mungkin, ini ada
kaitannya dengan “Loaded” Definition.
8. Definisi yang dibuat harus teris konsisten dengan
definisi yang sudah berlaku, contoh :ramada adalah rumah yang tidak berdinding,
sedangkan definisi rumah adalah bangunan kecil, dan bangunan adalah suatu
struktur yang ditutup dengan dinding dan atap, jadi ramada adalah rumah yang
tidak berdinding tidak konsisten.
9. Definisi harus dapat dibolak-balikkan dengan hal yang
didefinisikan, contoh : Perempuan adalah wanita, dan wanita adalah perempuan
Daftar Pustaka
Copi, Irving M, Introduction to Logic, 2nd ed. The Macmillan
Company, New York, 1976
Lanur, Alex, Logika Selayang Pandang, Kanisius, Yogyakarta,
1998
Mundiri, LOGIKA, ed. 1, cet. 1, Rajawali Press, Jakarta,
1994
Rescher, Nicholas, Introduction to Logic, St. Martinis
Press, New York, 1964
Solomon, Robert C., Introducing Philosophy : A Text With
Readings, 3rded., Harcourt Brace Jovanovich, Inc., Florida, 1985
W. Poespoprodjo, EK T Gilarso, Logika Ilmu Menalar :
Dasar-dasar Berpikir Tertib, Logis, Kritis, Analitis, Dialektis, cet. 1,
Pustaka Grafika, Bandung, 1999
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, ed. 2, cet. 8 , Balai Pustaka, Jakarta, 1996
0 komentar:
Posting Komentar